Kisah Haru Dibalik Kemenangan Para Atlet Asian Games 2018

2018-09-04 05:39:42

25VIEWS
0SHARES

Kisah Haru Dibalik Kemenangan Para Atlet Asian Games 2018

Quizy.id - Pesta Olahraga se-Asia yang di gelar di Jakarta – Palembang pada 18 Agustus – 2 September 2018 lalu, menyisakan banyak cerita.  Indonesia bangga dengan perjuangan para atlet yang mempertaruhkan jiwa raganya demi Indonesia.  Banyak medali yang telah mereka sumbangkan, namun siapa sangka, dibalik kebahagiaan mereka, ada kisah haru yang tak banyak orang tahu.

 

Defia Rosmaniar

Peraih medali emas pertama Indonesia dari cabang olah raga Taekwondo, Defia Rosmaniar begitu tegar dan sportif.  Gadis kelahiran 19 Mei 1995 ini, tak bisa menghadiri pemakaman ayahnya pada bulan Maret lalu, karena sedang menjalani pelatihan untuk Asian Games 2018 di Korea, selama tanggal 15 Maret – 11 Agustus 2018.

Defia baru bisa pulang setelah penguburan dilakukan, namun semangatnya luar biasa, ia pun kembali ke Korea dan berkonsentrasi untuk Asian Games 2018, dan Defia mendedikasikan medali emasnya ini untuk sang Ayah.

 

Lalu Muhammad Zohri

Setelah berhasil mendapatkan medali perak bersama rekannya dalam cabang olah raga Lari estafet 4 x 100 meter, Zohri tak sabar ingin pulang kampung. 

Saat gempa bumi mengguncang Lombok, Zohri sedang menjalani pelatihan untuk Asian Games 2018.  Kala itu Zohri ditelpon kakaknya sambil menangis, masjid dan banyak rumah tetangga runtuh.  Meski beberapa keluarga Zohri meninggal karena musibah ini, namun kakaknya tetap menguatkan Zohri dengan mengabarkan keluarga intinya semua selamat.

 

Lena & Leni

Lena dan Leni merupakan atlet Sepak Takraw asal Indramayu.  Mereka telah menyumbangkan medali perunggu pada Asian Games 2018 kemarin.  Awal mula mereka memilih menekuni Sepak Takraw ini sederhana, karena olah raga ini sepi peminat dan lebih mudah buat mereka untuk mengejar beasiswa, agar bisa sekolah gratis. 

Ayahnya seorang buruh tani tak mampu membiayai sekolah anak kembarnya. Perjuangan Lena dan Leni pun tak mudah hingga akhirnya bisa menjadi atlet, mereka menjadi buruh cuci piring , bahkan memulung untuk membeli sepatu latihan. 

Namun, setelah Asian Games 2018 ini, mereka ingin pension, karena umur kembar yang menyukai banyak bidang olah raga ini menginjak 29 tahun.