hypo.id - Siapa yang sangka, pasangan artis dan model Baim Wong dan Paula Verhoeven menuai kontrovesi usai membuat konten offensive atau menyinggung.

Awalnya, Baim dan Paula mengupload konten prank di akun YouTube mereka. Namun, prank tersebut lah yang bersifat menyinggung bahkan dinilai tak manusiawi oleh sebagian besar netizen. Konten prank itu memperlihatkan Paula yang datang ke Polsek Kebayoran Lama untuk membuat laporan palsu mengenai KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga). Faktanya “KDRT” yang disebutkan hanyalah prank dan dibuat demi keperluan konten semata.

Walaupun konten tersebut kini telah ditarik oleh pihak Baim dan Paula sendiri, namun sudah banyak netizen, bahkan dari kalangan selebriti pun, yang sudah mengangkat pembicaraan soal konten tersebut. Hingga kini pembicaraan mengenai konten Prank KDRT milik mereka masih menjadi sorotan.

Kritikan dari netizen sampai sesama selebriti pun terlihat membanjiri media sosial. Nama Baim Wong juga sempat menduduki trending topic akibat konten prank KDRT.

Hingga kini dikabarkan bahwa polisi akan menindaklanjuti persoalan ini. Setelah pihak Polsek Kebayoran Lama mengkonfirmasi adanya kejadian tersebut, mereka pun sedang mempersiapkan langkah selanjutnya usai banyaknya aduan dari masyarakat.

Baim dan Paula terancam dijerat Pasal 220 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yang berbunyi:

"Barang siapa memberitahukan atau mengadukan bahwa telah dilakukan suatu perbuatan pidana, padahal mengetahui bahwa itu tidak dilakukan diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan."

Per hari ini (03/10), Baim dan Paula telah membuat video permintaan maaf lewat Instagram mereka.

“Kita dari hati benar-benar minta maaf karena sudah kurang sensitive akan hal-hal seperti ini dan untuk ke depannya pembelajaran ya supaya kita juga bisa lebih hati-hati,” ucap Paula dalam video tersebut.

Baim lanjut menjelaskan bahwa sebenernya Paula sudah mengingatkan sang suami soal konten prank tersebut namun Baim tetap melakukannya. Baim kemudian meminta maaf akan kesalahannya, terutama kepada institusi kepolisian dan korban KDRT di luar sana.

Dengan adanya kejadian ini, diharapkan para content creator bisa lebih bijak lagi dalam pemilihan tema konten mereka.